Rabu, 31 Maret 2010

SATPEL PROMKES PERNIKAHAN DINI


RENCANA PEMBELAJARAN DENGAN SASARAN MASYARAKAT
DENGAN PERMASALAHAN PERNIKAHAN DINI
A.      Pengkajian
1.       Pengkajian factor predisposi
a.       Riwayat Kesehatan
Desa Sambat kecamatan Maje kabupaten Kaur  adalah wilaah pertanian dengan julah penduduk ± 2000 jiwa, dengan laki-laki dewasa sebanyak 300 jiwa, wanita dewasa 500 jiwa, laki-laki remaja 400 jiwa, wanita remaja 600 jiwa, dan 200 jiwa lainnya adalah anak-anak usia 0-12 tahun. Rata-rata aktivitas remaja keseharian adalah sekolah, dan berkebun dan lebih setengah hanya bisa bersekolah sampai jenjang SMP sehingga banyak diantara mereka yang nikah belum cukup umur. Dan rata  rata diantara mereka  kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
b.      Perilaku penduduk
Perilaku penduduk hampir 70 % keluarga kurang memberikan perhatian pada kalangan remaja dalam memberikan pendidikan tentang seks dan norma-norma agama dan susila, mereka menganggap tabu dalam membicarakan pendidikan seks, padahal ini penting bagi remaja agar mereka tahu bahaya bila mereka melakukan pernikahan sebelum waktunya, disamping itu kurangnya penanaman moral pada remaja dan pendidikan agama dalam keluarga  sehingga banyak diantara mereka melakukan pergaulan bebas  antara laki-laki dan wanita yang mengakibatkan banyaknya kehamilan sebelum menikah dan menjadi salah satu factor pencetus pernikahan dini.
c.       Pengetahuan penduduk tentang pernikahan dini
Setelah dilakukan survey awal, terhadap beberapa remaja  80 % remaja tidak mengetahui tentang pernikahan dini, 10 %  mengetahui mengenai pernikahan dini dan 10 % lainya sangat memahami tentang pernikahan dini.
d.      Kondisi fisik
Kondisi pekerjaan yang sebagian besar bertani, sehingga banyaknya rumah-rumah warga yang ditinggalkan pada siang hari, dan mereka biasanya berkumpul pada sore hari atau malam hari.
e.      Motivasi belajar
Dari hasil wawancara dengan pemuka adat didesa Sambat tentang motivasi remaja didesa Sambat terhadap informasi tentang kesehatan, sebagian besar remaja  desa Sambat punya motivasi untuk berkumpul dan menerima informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan, terutama informasi tentang pernikahan dini karena menurut mereka topik ini sangat tepat dan menarik bagi kalangan remaja didesa Sambat.
f.        Kesiapan belajar
Remaja desa Sambat umumnya bersedia berkumpul untuk menerima penyuluhan/ informasi tentang kesehatan terutama remaja yang  tidak mempunyai aktivitas dan bisa dilaksanakan pada sore hari atau malam hari.
g.       Kemampuan membaca
Kurang lebih 80% remaja telah mengenal huruf dan mengerti bahasa Indonesia yang baik, informasi yang mereka sukai  dan dirasakan efektif oleh pemuka adat adalah informasi yang menggunakan audiovisual seperti film atau slide show yang bergambar dan ada musiknya.
2.       Faktor Pemungkin
Masyarakat desa memiliki potensi yang dapat dikembangkan, kepala desa dan perangkatnya menyadari pentingnya pendidikan seks bagi remaja untuk kesehatan remaja, mengingat kurangnya pengetahuan para remaja mengenai pernikahan dini
3.       Faktor Penguat
Kepala desa dan perangkatnya, kepala puskesmas pembantu menunjukkan perilaku kesehatan yang dapat ditiru atau dijadikan model oleh masyarakat setempat serta mendukung rencana pemecahan masalah yang sedang terjadi dan mau bekerja sama.

B.      Diagnosa Keperawatan
Tingginya kejadian pernikahan dini didesa Sambat b.d kurangnya pengetahuan remaja tentang akibat/bahaya pernikahan dini.
Dibuktikan dengan :
-          80 % orang tua kurang perhatian pada anak remajanya.
-          80 % remaja tidak mengetahui tentang pernikahan dini.
-          Banyaknya remaja yang putus sekolah.
-          Cara pergaulan didesa sangatlah bebas.



SATUAN PEMBELAJARAN
Pokok bahasan                                 : Asuhan Keperawatan pada Remaja
Sub pokok bahasa           : Pernikahan Dini
Sasaran                                : Remaja Desa Sambat Kecamatan Maje Kabupaten Kaur
Hari/tanggal                       : Sabtu, 9 Januari 2010
Waktu                                   : 30 menit (19.00 WIB s/d 19.30 WIB)
Tempat                                : Balai Desa
Pemberi Materi                : Asnody Restiawan ( Mahasiswa Akademi Keperawatan Provinsi Bengkulu tingkat II)
Pembimbing                      : Ns. Maiyulis, S.Kep, MPH.
A.      Tujuan
1.       Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama ± 30 menit remaja mengerti tentang pernikahan dini dan konsekuensinya.
2.       Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama ± 30 menit, diharapan remaja akan dapat :
a.       Menjelaskan kembali pengertian pernikahan dini
b.      Menjelaskan kembali proses kematangan alat reproduksi
c.       Menyebutkan 3 dari 5 faktor penyebab pernikahan dini
d.      Menjelaskan kembali bahaya pernikahan dini
e.      Menyebutkan 4 dari 6 usaha pecegahan pernikahan dini
B.      Metode
Ceramah dan diskusi
C.      Kegiatan belajar
Tahap Kegiatan
Kegiatan pemberi materi
Kegiatan sasaran
media
Pendahuluan
5 menit



Penyajian
15 menit












Penutup
5 menit

1.       Mengucapkan salam
2.       Memperkenalkan diri dan kontrak waktu
3.       Menjelaskan TPU dan TPK
4.       Cakupan materi
5.       Menjelaskan keseluruhan materi
a.       Pengertian pernikahan dini
b.      Penyebab penikahan dini
c.       Bahaya pernikahan dini
d.      Usaha pencegahan pernikahan dini.
6.       Memberi kesempatan sasaran untuk :
a.       Bertanya
b.      Menjawab pertanyaan
7.       Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang telah dberikan dengan :
a.       Menanyakan pengertian pernikahan dini
b.      Menanyakan Penyebab penikahan dini
c.       Menanyakan Bahaya pernikahan dini
d.      Menanyakan Usaha pencegahan pernikahan dini.
8.       Menyimpulkan materi
9.       Salam

Menjawab salam
Memperhatikan

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan











Bertanya
Memperhatikan



Bertanya

Bertanya


Bertanya

Bertanya

Memperhatikan
Menjawab salam






Lembar balik



D.      Evaluasi
1.        Jelaskan pengertian pernikahan dini ?
2.       Sebutkan Penyebab penikahan dini ?
3.       Jelaskan Bahaya pernikahan dini ?
4.       Sebutkan Usaha pencegahan pernikahan dini ?
E.       Refrensi
·         Aulia; (2008). Pernikahan dini (online). Diakses dari http://aulia.org/kesehatan-pernikahan_dini.php pada tanggal 28 Desember 2009
·         Departemen Agama. Batasan Usia menikah (online).diakses dari www.depag.go.id pada tanggal 28 Desember 2009
·         Ahmad,Lily;(2009). Pernikahan Dini Adalah Masalah Kita Bersama (online). Diakses dari http://www.pa-bantul.net/index.php/berita/74-perkawinan-dini-adalah-masalah-kita-bersama pada tanggal 28 Desember 2009
·         Keluarga mandiri; (2009). Kesiapan Remaja Untuk Merenanakan (online). Diakses dari http://keluargamandiri.blogspot.com/2009/10/kesiapan-remaja-untuk-merencanakan.html pada tanggal 28 Desember 2009
·         Roziati, Mira dr.;(2005).20-29 Tahun Usia Yang Baik Untuk Menikah (online). Diakses dari http://anugerah.hendra.or.id/pra-nikah/anjuran-menikah/dr-mira-20-29-tahun-usia-yang-baik-untuk-menikah/ pada tanggal 29 Desember 2009
·         Boyke dr.; (2008).hubungan Gairah Seks Pria dan Usia(online). Diakses dari http://www.f-buzz.com/2008/07/09/hubungan-gairah-seks-pria-dengan-usia/ pada tanggal 29 Desember 2009












PERNIKAHAN DINI
A.      Pengertian
Pernikahan dini adalah melakukan pernikahan atau perkawinan pada batas usia yang telah ditetapkan oleh Undang-undang perkawinan, dalam UU Perkawianan BAB II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 tahun”. Dan menurut kesehatan batasan usia yang baik untuk melakukan pernikahan adalah pada usia 20 tahun untuk wanita dikarenakan pada usia ini reproduksi dan jumlah ovum sangat baik begitu juga untuk pria usia yang paling banyak memproduksi sperma dan libidonya cepat naik adalah pada usia 20 tahun.

B.      Proses Kematangan Organ Seksualitas
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja termasuk pertumbuhan organ-organ reroduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks, seperti ;
ü  Terjadinya haid pada remaja putri (menarche, usia, 9-15 th)
ü  Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki (wet Dream, usia 12-15)
2. Tanda-tanda skes sekunder, yaitu;
-          Remaja laki-laki : terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadi ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan lebih berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
-           Remaja puteri ; pinggul melebar,  pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan (pubis).
C.      Penyebab Pernikahan Dini
Dari banyaknya kasus pernikahan dini, umumnya disebabkan oleh :
1.       Faktor pendidikan : rendahnya pendidikan
2.       Faktor pemahaman agama : kurangnya pemahaman agama
3.       Faktor social budaya : kurangnya norma-norma  dalam masyarakat
4.       Faktor  telah melakukan hubungan biologis
5.       Hamil sebelum nikah


D.      Bahaya Pernikahan Dini
Bahaya pernikahan dini ditinjau dari tiga segi, yaitu
1.       Segi Kesehatan
-          Pada usia muda alat reproduksi belum siap / matang untuk melakukan fungsi reproduksi, sehingga bahaya pendarahan dan kerusakan organ dapat menyebabkan kematian.
-          Cenderung terjadinya  abortus, karena belum siapnya organ reproduksi
-          Kurangnya  pengetahuan ibu tentang gizi bagi ibu hamil sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
2.       Segi Ekonomi
-          Remaja yang melakukan pernikahan dini biasanya belum siap secara ekonomi sehingga kebutuhan rumah tangga mereka dapat membebani keluarga mereka masing - masing.

3.       Segi Psikologis
-          Terutama pada perempuan  yang belum siap untuk jadi ibu, dan laki-laki belum siap jadi ayah sehingga sering cecok dalam kelurga yang  dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak .

E.       Usaha Pencegahan Pernikahan Dini
Usaha pencegahan pernikahan dini adalah sebagai berikut :
1.       Meningkatkan derajat pendidikan remaja
2.       Meningkatkan  pemahaman agama
3.       Mencegah  melakukan hubungan biologis
4.       Menghidari  pergaulan bebas
5.       Meningkatkan perhatian orang tua
6.       Menanamkan norma-norma yang menyangkut masalah pergaulan remaja



Jumat, 26 Maret 2010

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DG GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN, ELEKTROLIT, DARAH, DAN NUTRISI

Pengkajian

  1. Pra interaksi

Pasien barnama Tn A umur 48 tahun, pekerjaan sebagai wiraswasta masuk rumah sakit Dr. M Yunus pada tanggal 26 maret 2009 dengan didiagnosa medisgangguan kebutuhan cairan (dehidrasi ) stadium sedang. Telah dirawat selama 3 hari ditanggani oleh dr. Ani, dirawat di ruang B2. Perawat telah membuat janji dengan klien untuk pertemuan pertama pada hari senin tanggal 30 maret 2009, pada pukul 08.00 WIB.


  1. Orientasi

Perawat : selamat pagi pak, Bagaimana kabar bapak ?

Pasien : ya beginilah pak perawat/ suster

Perawat : apakah nama bapak Tn A ?

Pasien : betul pak perawat/ suster

Perawat : perkenalkan nama saya ………………….., saya seorang mahasiswa Akademi Keparawatan Provinsi Bengkulu yang kebetulan sedang bertugas diruang bapak, dan nantinya saya yang akan bertanggung jawab selam bapak dirawat di rumah sakit ini. Baiklah pak saya akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bapak, yang bertujuan untuk mengetahui rencana tidakan apa yang tepat untuk bapak.


  1. Fase kerja

Perawat : maaf pak, apakah sebelumnya bapak sudah pernah berobat ? dimana ? dan diberi obat apa ?

Pasien : saya belum pernah berobat

Perawat : apakah yang menyebabkan bapak sampai dirawat disini ?

Pasien : begini pak perawat/ suster; sebenarnya saya ini sudah lama sejak 3 minggu terakhir ini saya merasa lemas, rasanya saya ingin minum terus dan penglihatan saya agak kabur

Perawat : oh, jadi sudah 3 minggu terakhir bapak sudah merasakan gejala tersebut.

Pasien : ya pak

Perawat : baiklah pak saya akan memeriksa suhu tubuh bapak, maaf ya pak, bisa bajunya dibukakan sedikit ! sebelumya ketiak bapak dilap dulu ya. Mau dilap sendiri atau saya yang mengelapnya???

Pasien : biar saya sendiri pak perawat/ suter

Perawat : ini pak tissue nya

Pasien : sudah pak perawat/ sus, tissue nya dibuang kemana pak/sus ?

Perawat : sini pak biar saya saja yang membuangkannya, baiklah pak saya akan meletakkan thermometer ini pada ketiak bapak, dan tolong tangan kiri bapak memegang bahu kanan sambil menungguhasilnya saya kana melakukan pemeriksaan tekanan darah bapak, tolongkan singsingkan lengan bajunya pak ( perawat melakukan pmeriksaan TD pasien) sekerang saya akan memeriksa nadi bapak maasf jika nantinya saya akan memegang tangan bapak (perawat memeriksa nadi serta pernapasan pasien).

  1. fase terminasi

perawat : baiklah pak saya sudah melakukan pemeriksaaan pada bapak hasil yang saya dapatkan adalah TD : 100/60 mmhg, N : 140 X/menit, P: 24 X/menit, dan T : 37◦c. baiklah pak terima kasih atas waktu yang bapak berikan kepada saya setta kerja samanya, sayapermisi dulu pak, nanti pada pukul 16.00 WIB saya akan kembali lagi keruangan bapak

Diagnosa

  1. pra interaksi

klien bernam Tn. A masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis gagguan kebutuhan cairan (dehidrasi sedang)

data senjang yang didapatkan :

  • klien mengatakan sering geliah
  • klien mengatakan sering merasa haus
  • mulut klien tampak kering
  • klien merasa lemah, dan lesu,
  • bola mata klien tampak cekung.

Perawat : selamat sore pak, bagaimana keadaan bapak ? masih ingat dengan saya pak ?

  1. fase kerja

perawat : dari keluhan-keluhan bapak saat pertama msuk kerumah sakit ini bapak menyatakan :

i. sering gelisah

ii. merasa haus

iii. badan terasa lemah, dan lesu

serta dapat kami lihat pada tubuhbapak bahwa : mulut bapak tampak kering serta bola mata bapak tampak cekung.

Jadi dapat kami simpulan bahwa bapak mengalami gangguan keseimbangan cairan.

  1. fase terminasi

perawat : baiklah pak, kita sudah mengetahui masalah kperawatan bapak, saya akan merencanakan tindakan apa yang efektif untuk penyembuhan bapak, saya akan melekukan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.

Saya permisi dulu ya pak, nanti saya akan kembali keruangan bapak lagi. Permisi pak

Intervensi

  1. pra interaksi

setelah dilakukan diskusi dengan tim kesehatan lainnya, Tn. A yang mendapat diagnosa medis mengalami “gangguan keseimbangan cairan”. dokter memberikan tindalan farmakologi dengan memberikan beberapa vitamin, serta peningkat daya tahan tubuh. Serta menetukan agar dapat memnuhi kebutuha cairan dalam tubuh pasien.

  1. Orientasi

Perawat : selamat siang pak bagaiman keadaan bapak hari ini ?

Pasien : kurang baik bapak perawat/ suster.

Perawat : perkenalkan pak ini dr. ………., dr ini akan melakukan penjelasan supaya bapak bisa lebih paham denga tindakan apa yang akan kami lakukan.

  1. fase kerja

dokter : selamat siang pak, baiklah pak, sesuai dengan masalah penyakit bapak, kami akan memberikan obat untuk menjaga daa tahan tubuh bapak, serta kami akan melakukan pemasangan infus agar kebutuhan cairan bapak dapat terpenuhi, selain itu bapak diharapkan untuk banyak-banyak minum air mineral dan makan buah-buahan. Bagaiman pak, apakah bapak menyetujui dengan rencana tindakan yang akan kami lakukan ? yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan bapak atau bapak ada keperluan lain ?

pasien : baiklah jika tindakan tersebut menurut dokter dan perawat/ suter yang terbaik bagi diri saya, saya akan menyetujuinya.

  1. fase terminasi

perawat : kalau begitu, kita sudah sepakat untuk melakukan tindakan tersebut, saya harap bapak dapat bekerja sama. Sekitar 15 menit lagi saya akan kembali lagi.

Implementasi

  1. pra interasi

sesuai dengan kontrak yang telah dilakukan, perawat melakukan implementasi atas rencana tindakan yang akan diberikan kepada Tn A pada hari senin pukul 17.15 WIB diruang…………….

  1. fase orientai

perawat : selamat sore pak, sesuai dengan kesepakan kita tadi mak saya akan melekukan tindakan pemasangan infus, apakah bapak sudah siap ? dan apakah bapak ada keperluan lainya ?

pasien : sudah siap pak perawat/ suter, saya tidak ada keperluan lainnya.

Perawat : saya mohon kerja samanya dalam melakukan pemasangan infus nantinya.

Pasien : baiklah pak perawat/ suster.

  1. fase kerja

perawat : bail;ah pak saya akan melakukan pemasangan infuse, maaf ya pak agak sakit sedikit. (perawat menusukkan jarum infuse ketangan pasien)

pasien : pak perawat/ suster, apakah saya bias kembali normal saat sebelum sakit ? say takut sebab tetanggan say ada yang sudah meninggal gara-gara penyakit ini.

Perawat : saya mengerti apa yang bapak rasakan, betapa khawatirnya bapak. Bapak tidak usah khawatir. Kami tim kesehatan akan berusaha semaksimal mungkin untuk proses penyembuhan bapak, bapak banyak-banyak berdo’a kita serahkan semuanya kepada tuhan yang maha esa.

Pasien : ya pak perawat/suter say sekarang sudah optimis untuk sembuh.

Perawat : bagus pak, dengan bersikap optimis pasti bapak akan cepat sembuh, baiklah ini obat nya bisa langsung diminum.

Pasien : baiklah pak perawat/ suster ( pasien meminum obat tersebut)

Evaluasi

  1. pra interaksi

Setelah dirawat selama satu minggu keadaan pasien mulai membaik, kadar cairan dalam tubuh pasien sudah tampak normal.

  1. fase orientasi

perawat : selamat pagi pak, bagaiman keadaan bapak ?

pasien : sudah mulai membaik pak perawat/suter

  1. fase kerja

perawat : sedah satu minggu semenjak bapak dirawat dirumah sakit ini dan keadaan kesehatan bapak sudah mulai pulih kembali. Bagaiman pak apakah bapak tidak merasa gelisah dan merasa haus lagi ?

pasien : iya pak perawat/sus………. Saya tidak merasa keluhan itu lagi, sekarang badan saya sudah lebih segar.

Perawat : karena keadaan bapak sudah mulai membaik, bapak mulai hari Ini sudah mulai bisa beristirahat dirumah, walau pun bapak sudah boleh pulang kerumah bukan berarti bapak sudah sembuh total, bapak harus rajin-rajn kontrol kerumah sakit dan meminum obat yang telah diberikan oleh dokter dan bapak haru sbanyak-banyak minum terutama di pagi hari.

Pasien : saya mengerti pak perawat/suster

  1. fase terminasi

perawat : baiklah pak, jika bapak sudah mengerti apa yang harus bapak lakukan sekarang bapak boleh berkemas-kemas untuk pulang. Terima kasih atas kerjasamanya dalam proses keperawatan bapak selam dirawat dirumah sakit

pasien : terima kasih kembali pak perawat/ suster